An Impulsive Neophyte

Thursday, November 10, 2005

The Bystander Effect

Social Psychology (part 1)

Alkisah, di suatu kota di New York City (kalau gak salah) pada suatu malam beberapa dekade lalu, Kitty Genovese yang cantik baru pulang kerja shift malam. Di perjalanan pulang pada suatu pemukiman, beliau dicegat oleh seorang tak dikenal. Lelaki jahat. Yang kemudian memperk....nya lalu berusaha membunuhnya. Kitty berteriak-teriak minta pertolongan. Satu-persatu lampu rumah menyala. Kitty terus minta tolong. Sang lelaki jahat terus menyiksa Kitty, dan lampu-lampu pun makin banyak yang nyala. Namun akhirnya, Kitty wafat di tangan lelaki jahat. Dan malam itu, ada 38 mata yg menyaksikan kejadian tersebut. Tidak ada satu pun yang bergerak. Tidak ada saat itu pun yang memanggil polisi. Menakjubkan.

Kejadian ini menjadi fenomena yang membuat orang-orang terheran2. Banyak psikolog yang mencoba menelusuri mengapa hal ini sampai terjadi. Peristiwa ini pun menghasilkan suatu teori yang dinamakan bystander effect. Sederhana saja. Semakin banyak orang yang menyaksikan suatu kejadian, kita akan saling menggantungkan dan bingung siapa yang harus mengambil sikap.

Pesan yang bisa diambil dari cerita ini:

1. Apabila kita menjadi saksi dari suatu kejadian, perhitungkan resiko, cari langkah yang paling tepat, lalu bertindak. Sebisa mungkin tidak perlu mikir siapa yang harus bergerak, karena kemungkinan besar orang-orang lain pun berpikir demikian. Luruskan niat, lalu melangkah saja.

2. Apabila kita dalam posisi yg butuh pertolongan, misalnya kaki kita terkena peluru nyasar di orchard road (??), perjelas bahwa kita butuh bantuan (contoh: misalnya kita langsung terkapar begitu saja, nanti orang2 kira kita ngantuk -kalau nggak ngeliat ada banyak darah- dan ingin tidur sejenak?? atau sedang mabuk??), dan alokasikan tugas ke orang yg dapat kita kenali ciri2nya (contoh: hei kamu yang pakai kacamata hitam rok merah renda renda polkadot, tolong telpon ambulans!! -dalam bahasa inggris tentunya) agar orang2 tidak saling mengandalkan.

Sekian sekilas hikmah dari social psychology. Maaf begitu dangkal, ada lebih banyak lagi yang dapat kita perbincangkan, tapi dnd lupa?

Semoga bermanfaat.

4 Comments:

  • At Thursday, November 10, 2005 10:23:00 PM, Blogger anginmerahjambu said…

    setidaknya kalau pakai pisau atau samurai kita bisa teriak2 histeris biar yg nodong jadi grogi, kalau bawa pistol atau jarum beracun seperti di film return of the condor heroes tuh baru bahaya! bisa diserang dari jauh br diem hehe.

    moga2 bisa jadi sedikit masukan ya :)

     
  • At Thursday, November 10, 2005 10:25:00 PM, Blogger anginmerahjambu said…

    oh ya ada yg kurang, seharusnya bukan 38 mata tapi 38 PASANG mata.. :D

     
  • At Sunday, November 13, 2005 8:59:00 AM, Blogger Ainun Najib said…

    wah... baru aja dapet kabar serupa... 2 biji pula, saat aku dan 2 teman sedang membahas sosial orang singapur yang pragmatis, kaku bagai robot, kurang kreatif, terkekang dsb (kurang berhati?).

    yang pertama dari Rezha Pratama berkata bahwa dari Manda annaha qol : Ada banyak (BANYAK) student lagi nunggu shuttle bus di bus stop Comm Studies, trus bus datang, ada yang dari seberang tergesa2 berlari takut tertinggal bis tanpa sadar ada mobil menyalib bis itu (jadinya dia ga liat), *BRAKKK* si cowok terpental, kaca mobil pecah. Dan

    TIDAK SATUPUN DARI PARA STUDENT NTU YANG HIGHLY EDUCATED ITU BERGERAK !

    Yang turun menolong CUMA pengendara mobil yang adalah CEWEK. Duh... Untung sang cowok hanya gores-gores saja (mungkin).


    2. Dari Rezha Pratama bercerita bahwa dia bersama Fajar Ardian di Orchard, ada orang naik motor tiba2 aja terjatuh bruk. Tak ayal kerumunan orang mengitarinya melihat apa yang terjadi. Dan...

    HANYA Rezha dan Fajar yang bergerak untuk menolong. Duh !

     
  • At Sunday, November 13, 2005 9:01:00 AM, Blogger Ainun Najib said…

    Btw, sekalian promosi (terutama buat Dynda) kalo wikipedia ini sangat berguna :P


    http://en.wikipedia.org/wiki/Kitty_Genovese

     

Post a Comment

<< Home