An Impulsive Neophyte

Sunday, March 20, 2005

tampang.

cuplikan pagi.

cerita pagi ini dimulai dari suara air dari telepon genggam. membatalkan suatu rencana.. dan mengalihkannya ke rencana lain. bersiap ke sekolah dan dengan hokinya langsung dapat bis 174. di dalam bis ada seseorang yang "tampang SMU" jadi dnd dengan asiknya bengongbengong di dalam bis, dengan asumsi si "tampang SMU" bakal pencet bel kalau sudah dekat halte SMU jadi dnd tinggal turun aja dan nggak perlu lihatlihat jalanan. ternyata dia bukan anak SMU, alhasil haltenya kelewatan, jadi dnd harus jalan ekstra 300m.

Pesan moral:
1. Jangan terlalu percaya tampang. (apalagi jika kamu pelupa :))
2. Jalan kaki menjelang siang asik juga, apalagi sambil lihat2 anjing kejarkejar burung.

[..apa kabar adinda pagi ini? secara fisik serba cukup, bahkan sangat baik. sedangkan jiwa.. merindukan sesuatu. dan ada tanya yang belum terjawab. adinda agak khawatir. tapi cukup tentang adinda. apa kabar semua? :)]

:update: cuplikan sore. setengah hari lebih mencoba akrabi buku yang katanya gudang ilmu. mencoba konsentrasi 101% tapi satu bab pun tidak terkuasai. adinda lalu berdamai dengan dunia dan ngeluyur ke botanic garden sendirian. melihat bocil mengejar merpati. melihat bebek. anakanak ikan yang lincah sekali. bungabunga kertas yang kontras. batu yang bekerja dalam diamnya (tanpanya mungkin riak tak seindah biasa dan tak akan ada keakraban anak dan bapak yang kegirangan melemparlempar batu ke permukaan kolam). kurakura yang senang bermain sendirian (dia kurakura luarbiasa, berani jadi beda! karena kurakura danau botanic garden seperti bebek, hobinya arisan). melihatlihat separuh bagian taman yang percayagakpercaya baru sekali ini dnd datangi, sedangkan sudah 2 tahun dnd di sini. betapa orang bisa menjadi begitu butanya akan keindahan yang begitu dekat, sedangkan yang jauh ia bayangbayangkan. taman terlihat indah walau terlalu teratur (khas singapura), dengan sinar sore dan angin senja (saya rasa bila angin boleh berwarna, angin sore ini semburat jingga :)). lalu duduk di sudut taman yang lebih tinggi dan sepi, di bawah pohon menghadap lembah (buatan), sekedar nikmati sinar sore dan obrolan lewat sinyal dengan tiga orang lelaki luarbiasa. oh ya, taman sore hari selain banyak keluarga yang menjadikannya tempat rekreasi gratis dan mendidik, ternyata jadi tempat mojok para foreign workers juga, lucunya! ;)

2 Comments:

Post a Comment

<< Home