An Impulsive Neophyte

Monday, November 14, 2005

saya yang tidak pernah berpikir

another dull entry about everyday life?

dinda yang payah malam ini berbuat kebodohan lagi. dengan serunya membuat kolak satu panci BESAR dengan kesadaran penuh bahwa yang makan hanya si koki-wannabe penghancur dapur sendiri lalu bosan pada suapan pertama.

Ibrohnya apa?

2 Comments:

  • At Tuesday, November 15, 2005 10:26:00 AM, Blogger anginmerahjambu said…

    waalaikumsalam wr wb,

    gini ya marta. kisah ini bukan kisah tentang rasa (baca: enak/tidak hehe). menurut ilmu perdapuran, masakan sendiri biasanya terasa biasa saja atau mungkin malah bikin males makan (setelah sekian banyak jerih payah yang dilakukan). apalagi dalam kasus kolak ini. satu panci BESAR. tadi malam dinner kolak. pagi breakfast kolak. untung siang di kampus jadi mungkin menunya nggak kolak lagi. tapi nanti malam terancam dinner kolak dan besok pagi breakfast kolak lagi. aduh.

    setiap saat kita harus memilih. jika tidak dimasak semua (tidak bisa beli lebih sedikit), bahan mentahnya bakal jadi rusak, mubazir. jika dimasak semua, kemungkinan tidak habis (makannya sendirian sih...), mubazir juga. ketika dihadapi pilihan sulit, semoga bisa memilih dengan yakin dan tetap "alhamdulillah" tidak lepas dari hati. insya Allah.

     
  • At Tuesday, November 15, 2005 12:10:00 PM, Blogger anginmerahjambu said…

    tapi saya memang kurang berpikir.. payah sekali :(

    oh ya btw marta dapat pesan dari ichsan tuh, di "mukadimah"

     

Post a Comment

<< Home