An Impulsive Neophyte

Tuesday, November 29, 2005

NASIHAT BAGI PEMUDA MUSLIM DAN PENUNTUT ILMU

Ada kajian bagus buat kita semua, mungkin lanjutan dari Mukadimah yang pernah saya post. Ini di ambil (mostly dari nasihat syaikh Al-Albani). Harap jika membaca dibaca seutuhnya dan sampai habis, takut terjadi kesalahan penyampaian.
terimakasih =)

Pertama-tama aku menasihatimu dan diriku agar bertakwa kepada Allah Jalla Jalaluhu, kemudian apa saja yang menjadi bagian/cabang dari ketakwaan kepada Allah Tabaarakan wa Ta'ala seperti :[1]. Hendaklah kamu menuntut ilmu semata-mata hanya karena ikhlas kepada Allah Jalla Jalaluhu, dengan tidak menginginkan dibalik itu balasan dan ucapan terima kasih. Tidak pula menginginkan agar menjadi pemimpin di majelis-majelis ilmu. Tujuan menuntut ilmu hanyalah untuk mencapai derajat yang Allah Jalla Jalaluhu telah khususkan bagi para ulama.

Dalam firmanNya."Artinya : ... Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ...?" [Al-Mujaadilah : 11][2]. Menjauhi perkara-perkara yang dapat menggelincirkanmu, yang sebagian " Thalibul Ilmi" (para penuntut ilmu) telah terperosok dan terjatuh padanya. Diantara perkara-perkara itu :[a] Mereka amat cepat terkuasai oleh sifat ujub (kagum pada diri sendiri) dan terpedaya, sehingga ingin menaiki kepala mereka sendiri.[b] Mengeluarkan fatwa untuk dirinya dan untuk orang lain sesuai dengan apa yang tampak menurut pandangannya, tanpa meminta bantuan (dari pendapat-pendapat) para ulama Salaf pendahulu ummat ini, yang telah meninggalkan "harta warisan" berupa ilmu yang menerangi dan menyinari dunia keilmuan Islam. (Dengan warisan) itu jika dijadikan sebagai alat bantu dalam upaya penyelesaian berbagai musibah/bencana yang bertumpuk sepanjang perjalanan zaman. Sebagai mana kita telah ikut menjalani/merasakannya, dimana sepanjang zaman itu dalam kondisi yang sangat gelap gulita.Meminta bantuan dalam berpendapat dengan berpedoman pada perkataan dan pendapat Salaf, akan sangat membantu kita untuk menghilangkan berbagai kegelapan dan mengembalikan kita kepada sumber Islam yang murni, yaitu al-Qur'an dan as-Sunnah yang shahihah.Sesuatu yang tidak tertutup bagi kalian bahwasannya aku hidup di suatu zaman yang mana kualami padanya dua perkara yang kontradiksi dan bertolak belakang, yaitu pada zaman dimana kaum muslimin, baik para syaikh maupun para penuntut ilmu, kaum awam ataupun yang memiliki ilmu, hidup dalam jurang taqlid, bukan saja pada madzhab, bahkan lebih dari itu bertaqlid pada nenek moyang mereka.Sedangkan kami dalam upaya menghentikan sikap tersebut, mengajak manusia kepada al-Qur'an dan as-Sunnah.

Demikian juga yang terjadi di berbagai negeri Islam. Ada beberapa orang tertentu yang mengupayakan seperti apa yang kami upayakan, sehingga kamipun hidup bagaikan "Ghuraba" (orang-orang asing) yang telah digambarkan oleh Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam dalam beberapa hadits beliau yang telah dimaklumi, seperti :"Artinya : Sesungguhnya awal mula Islam itu sebagai suatu yang asing/aneh, dan akan kembali asing sebagaimana permulaannya, maka berbahagialah bagi orang-orang yang asing"Dalam sebagian riwayat, Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Artinya : Mereka (al-Ghurabaa) adalah orang-orang shaleh yang jumlahnya sedikit sekeliling orang banyak, yang mendurhakai mereka lebih banyak dari yang mentaati mereka" [Hadits Riwayat Ahmad]Dalam riwayat yang lain beliau bersabda :"Artinya : Mereka orang-orang yang memperbaiki apa yang telah di rusak oleh manusia dari Sunnah-Sunnahku sepeninggalku".

Aku katakan : "Kami telah alami zaman itu, lalu kami mulai membangun sebuah pengaruh yang baik bagi dakwah yang di lakukan oleh mereka para ghuraba, dengan tujuan mengadakan perbaikan ditengah barisan para pemuda mukmin. Sehingga kami jumpai bahwa para pemuda beristiqomah dalam kesungguhan di berbagai negeri muslim, giat dalam berpegang teguh pada al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tatkala mengetahui keshahihannya".Akan tetapi kegembiraan kami terhadap kebangkitan yang kami rasakan pada tahun-tahun terakhir tidak berlangsung lama. Kita telah dikejutkan dengan terjadinya sikap "berbalik", dan perubahan yang dahsyat pada diri pemuda-pemuda itu, di sebagian negeri[1]. Sikap tersebut, hampir saja memusnahkan pengaruh dan buah yang baik sebagai hasil kebangkitan ini, apa penyebabnya ? Di sinilah letak sebuah pelajaran penting, penyebabnya adalah karena mereka tertimpa oleh perasaan ujub (membanggakan diri) dan terperdaya oleh kejelasan bahwa mereka berada di atas ilmu yang shahih. Perasaan tersebut bukan saja diseputar para pemuda muslim yang terlantar, bahkan terhadap para ulama. Perasaan itu muncul tatkala merasa bahwa mereka memilki keunggulan dengan lahirnya kebangkitan ini, atas para ulama, ahli ilmu dan para syaikh yang bertebaran diberbagai belahan dunia Islam.Sebagaimana merekapun tidak mensyukuri nikmat Allah Jalla Jalaluhu yang telah memberikan Taufik dan Petunjuk kepada mereka untuk mengenal ilmu yang benar beserta adab-adabnya. Mereka tertipu oleh diri mereka sendiri dan mengira sesungguhnya mereka telah berada pada status kedudukan dan posisi tertentu.Merekapun mulai mengeluarkan fatwa-fatwa yang tidak matang alias mentah, tidak berdiri diatas sebuah pemahaman yang bersumber dari al-Qur'an dan as-Sunnah. Maka tampaklah fatwa-fatwa itu dari pendapat-pendapat yang tidak matang, lalu mereka mengira bahwasanya itulah ilmu yang terambil dari al-Qur'an dan as-Sunnah, maka mereka pun tersesat dengan pendapat-pendapat itu, dan juga menyesatkan banyak orang.Suatu hal yang tidak sama bagi kalian, akibat dari itu semuanya muncullah sekelompok orang ("suatu jama'ah") dibeberapa negeri Islam yang secara lantang mengkafirkan setiap jama'ah-jama'ah muslimin dengan filsafat-filsafat yang tidak dapat diungkapkan secara mendalam pada kesempatan yang secepat ini, apalagi tujuan kami pada kesempatan ini hanya untuk menasehati dan mengingatkan para penuntut ilmu dan para du'at (da'i).Oleh sebab itu saya menasehati saudara-saudara kami ahli sunnah dan ahli hadits yang berada di setiap negeri muslim, agar bersabar dalam menuntut ilmu, hendaklah tidak terperdaya oleh apa yang telah mereka capai berupa ilmu yang dimilikinya. Pada hakekatnya mereka hanyalah mengikuti jalan, dan tidak hanya bersandar pada pemahaman-pemahaman murni mereka atau apa yang mereka sebut dengan "ijtihad mereka".Saya banyak mendengar pula dari saudara-saudara kami, mereka mengucapkan kalimat itu, dengan sangat mudah dan gampang tanpa memikirkan akibatnya : "Saya berijtihad". Atau "Saya berpendapat begini" atau "Saya tidak berpendapat begitu", dan ketika anda bertanya kepada mereka ; Kamu berijtihad berdasarkan pada apa, sehingga pendapatmu begini dan begitu ? Apakah kamu bersandar pada pemahaman al-Qur'an dan sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam serta ijma' (kesepakatan) para ulama dari kalangan Sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan yang lainnya ? Ataukah pendapatmu ini hanya hawa nafsu dan pemahaman yang pendek dalam menganalisa dan beristidlal (pengambilan dalil)?. Inilah realitanya, berpendapat berdasarkan hawa nafsu, pemahaman yang kerdil dalam menganalisa dan beristidlal. Ini semuanya dalam keyakinanku disebabkan karena perasaan ujub, kagum pada diri sendiri dan terperdaya.Oleh sebab itu saya jumpai di dunia Islam sebuah fenomena (gejala) yang sangat aneh, tampak pada sebagian karya-karya tulis.Fenomena tersebut tampak dimana seorang yang tadinya sebagai musuh hadits, menjadi seorang penulis dalam ilmu hadits supaya dikatakan bahwa dia memiliki karya dalam ilmu hadits. Padahal jika anda kembali melihat tulisannya dalam ilmu yang mulia ini, anda akan jumpai sekedar kumpulan nukilan-nukilan dari sini dan dari sana, lalu jadilah sebuah karya tersebut. Nah apakah faktor pendorongnya (dalam melakukan hal ini) wahai anak muda ? Faktor pendorongnya adalah karena ingin tampak dan muncul di permukaan. Maka benarlah orang yang berkata."Perasaan cinta/senang untuk tampil akan mematahkan punggung (akan berkaibat buruk)"Sekali lagi saya menasehati saudara-saudaraku para penuntut ilmu, agar menjauhi segala perangai yang tidak Islami, seperti perasaan terperdaya oleh apa yang telah diberikan kepada mereka berupa ilmu, dan janganlah terkalahkan oleh perasaan ujub terhadap diri sendiri.Sebagai penutup nasehat ini hendaklah mereka menasehati manusia dengan cara yang terbaik, menghindar dari penggunaan cara-cara kaku dan keras di dalam berdakwah, karena kami berkeyakinan bahwasanya Allah Jalla Jalaluhu ketika berfirman."Artinya : Serulah manusia kejalan Rabbmu dengan hikmah dan peringatan yang baik, dan debatlah mereka dengan cara yang terbaik ..." [An-Nahl : 125]Bahwa sesungguhnya Allah Jalla Jalaluhu tidaklah mengatakannya kecuali dengan kebenaran (al-haq) itu, terasa berat oleh jiwa manusia, oleh sebab itu ia cenderung menyombongkan diri untuk menerimannya, kecuali mereka yang dikehendaki oleh Allah. Maka dari itu, jika di padukan antara beratnya kebenaran pada jiwa manusia plus cara dakwah yang keras lagi kaku, ini berarti menjadikan manusia semakin jauh dari panggilan dakwah, sedangkan kalian telah mengetahui sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam."Artinya : Bahwasanya di antara kalian ada orang-orang yang menjauhkan (manusia dari agama) ; beliau mengucapkan tiga kali".

[Nasehat ini dinukil dari kitab "Hayat al-Albani" halaman : 452-455][Disalin dari Majalah : as-Salafiyah, edisi ke 5/Th 1420-1421. hal 41-48, dengan judul asli "Hukmu Fiqhil Waqi' wa Ahammiyyatuhu". Ashalah, diterjemahkan oleh Mubarak BM Bamuallim LC dalam Buku "Biografi Syaikh Al-Albani Mujaddid dan Ahli Hadits Abad ini" hal. 127-150 Terbitan Pustaka Imam Asy-Syafi'i.]

Foote Note.
[1] Penyusun katakan : "Sebagaimana yang terjadi di negeri ini, munculnya beberapa gelintir manusia dengan berpakaian "Salafiyah", memberikan kesan seolah-olah mereka mengajak kepada pemahaman Salaf, namum hakekatnya mereka adalah pengekor hawa nafsu dan perusak dakwah Salafiyah, akibatnya mereka hancur berkeping-keping, dan saling memakan daging temannya sendiri. Wal 'iyadzu billahi, kami mohon perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari nasib yang serupa

Saturday, November 26, 2005

yang paling berani

teman, dari sekian banyak orang yang pernah kalian kenal dengan mimpi-mimpi yang pernah mereka bagi, apakah mimpi paling luarbiasa yang pernah kalian dengar? ayo berbagi cerita.

Friday, November 18, 2005

Bersyukur dan Pujilah Allah atas nikmat ini

Sedikit kajian bagi kita, mungkin dalam hidup banyak cobaan sehingga kita sering mengeluh. Mungkin ini ada sedikit pesan yang mungkin berguna bagi kita semua

BERSYUKUR DAN PUJILAH ALLAH ATAS NIKMAT INI

Sesungguhnya ini adalah nikmat besar yang Allah berikan kepada siapa yang Dia kehendaki dari para hamba-Nya, maka bersyukurlah, dan ingatlah :Berapa banyak orang yang tenggelam dalam syubhat, dia terombang-ambing ketimur dan kebarat, tidak tahu jalan keluarnya.Berapa banyak orang yang terjerumus kedalam syahwat, dia terbelenggu didalamnya, tidak tahu kapan dia akan selamat.

Maka bersyukurlah kepada Allah wahai orang yang bertaubat, ketahuilah bahwa nikmat ini hanyalah dari Allah saja, tidak ada kekuatan dan daya upaya melainkan dengan (pertolongan) dari Allah yang Maha lembut lagi Maha mengetahui, Dialah yang mengasihi dan memberimu petunjuk dan tidak mewafatkan kamu dalam keadaan tenggelam dalam syubhat dan syahwat, bagi-Nyalah segala pujian didunia dan diakhirat.

Dialah yang memberimu petunjuk dan memudahkanmu dalam menemui orang yang bisa menunjukkanmu kejalan/manhaj salafush sholeh, Alangkah banyak nikmat-Nya kepadaku dan kepadamu, Allah berfirman : Dan jika kalian menghitung nikmat Allah maka kamu tidak akan dapat menghitungnya [Ibrahim : 34]Janganlah kamu -wahai saudaraku yang telah bertaubat- bersikap ujub dan terpedaya atau merasa memberi nikmat kepada Allah dengan (taubatmu itu)

Allah ta’ala berfirman : Begitu jugalah keadaanmu dahulu, lalu Allah memberimu nikmat maka telitilah [An-Nisa’ : 94]Janganlah kamu mencela atau merendahkan orang lain serta yang lagi diuji dengan apa-apa yang Allah selamatkan dirimu darinya, akan tetapi pujilah Allah yang telah menyelamatkanmu dan Dia tidak menimpakan kepadamu apa yang telah menimpa mereka, dan katakanlah –jika kamu melihat orang yang lagi ditimpa musibah-: Artinya : Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkanku dari apa-apa yang menimpamu dan telah mengutamakanku dari kebanyakan manusia. [4].Berlemah lembut dan sayangilah mereka serta berharaplah agar mereka mendapat apa yang telah Allah berikan kepadamu dari kebaikan dan petunjuk.Ketahuilah –semoga Allah memberimu taufik- bahwa harus bagimu untuk menelusuri sebab-sebab yang bisa membantu dalam memperbaiki taubatmu dengan giat serta bersungguh-sungguh, ikhlas dan jujur, pertama kali yang harus kamu mulai adalah :

[Dialihbahasakan dari : al-Washayya as-Saniyyah lit-Ta`ibi as-Salafiyyah oleh Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad asy-Syihhi -Hafidhahullahu-, Alih Bahasa :Abu Abdirrahman as-Salafy, Lc]

Tuesday, November 15, 2005

boyzone

untuk yang masih ingat boyzone, mungkin tau sama lagunya yg "isn't it a wonder"

" Isn't it a wonder
As a new born baby cries
Isn't it a wonderWith the sweetness in my eyes
And isn't it a wonder
On the crossroads of my life
Isn't it a wonder
Isn't it a wonder"

Setelah melewati twists dalam rute yang telah lewat, dinda percaya bahwa memang menakjubkan dan subhanallah indah sekali semua yang telah Dia rencanakan...

rasanya masih ingat saya menunggu dijemput dengan sepeda mini di TK dekat rumah nenek bersama teman2 yg juga belum dijemput adinda menahan tangis karena ingin dianggap pemberani (setelah teman2 pulang semua adinda baru nangis!), bermain sebagai pacarnya new kids on the block (hiks) pakai tas dan sepatu hak tinggi mamanya teman, berlomba saat 17an, manggung saat ultah ke-7 (trio dinchade -dinda icha dede-), dan kenangan2 lucu lainnya... lalu sekarang saya di sini. dan belum melangkah terlalu jauh..

...terinsiprasi oleh adik Bunga Mawar Putih yang 3 bulan lalu masih saya gendong-gendong dan sekarang mulai ceriwis dan kabarnya selalu menggoda tamu lelaki.

tata diyndaa (td): adik bunga, adik bunga lagi apa nihh?
adik bunga (ab) : ehhmm... tata diyndaa...
td: hayo.. lagi apa dik?
ab: agi sibuk...

*duuuuhhhh adik sayahh berbakat jadi aneh kynya ya? baru bisa ngomong aja udah gitu huhuhu...

Monday, November 14, 2005

saya yang tidak pernah berpikir

another dull entry about everyday life?

dinda yang payah malam ini berbuat kebodohan lagi. dengan serunya membuat kolak satu panci BESAR dengan kesadaran penuh bahwa yang makan hanya si koki-wannabe penghancur dapur sendiri lalu bosan pada suapan pertama.

Ibrohnya apa?

Sunday, November 13, 2005

sprained

a sprained ankle, swollen eyes, unread lec notes. messy heart and mind. poor attitude.

semoga tidak berakhir di sini :)

all the best, brothers (no sisters yet in here! anyone who's got a good candidate invite2 saja silakan..)

2 poin

(diquote dari seorang kakak yang baik dan cantik)

-dari kisah perang sahabat Umar- agar dapat memenangkan peperangan, meraih suatu cita-cita yg kita yakini baik, setelah kita berusaha bersungguh2, hendaknya kita:

1. bertawakal dengan sungguh-sungguh.
2. menjauhi maksiat.

sudahkah?

MENTAATI ORANG TUA DALAM KEBAIKAN ADALAH KEWAJIBAN TERPENTING

Assalammualaikum Wr Wb
Kajian dalam Artikel ini kayaknya cocok buat kita yang masih memiliki orang tua. Teringat orang tua di Indonesia ketika membaca kajian ini. Pesan kajian ini...Taati dan Bahagiakan orang tua mu selama masih dalam syari'at Islam. =)
semoga bermanfaat

Pertanyaan.Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya : Saya menolak permintaan ibu saya saat saya sedang memiliki pekerjaan-pekerjaan penting.

Hukumnya bagaimana ?
JawabanBerbakti kepada kedua orang tua, selalu mendengar kan dan mentaati mereka dalam kebajikan adalah kewajiban terpenting. Anda wajib memperhatikan hak ibu anda dan berusaha untuk membuatnya senang tanpa mendurhakainya dalam kebajikan. Kalau perkerjaan yang sedang anda hadapi hukumnya wajib sehingga berlawanan dengan permintaan ibu anda, segera beritahukan kepadanya dan minta ma’af, lalu tunaikan apa yang menjadi kewajiban anda. Kalau masih memungkinkan untuk mendahulukan apa yang menjadi permintaan ibu anda tanpa membahayakan diri anda dengan tertundanya kewajiban anda, dahulukan keperluan orang tua anda tersebut, karena berbakti kepada ibu itu jauh lebih penting.Namun kalau itu tidak mungkin, dahulukan yang lebih penting yang apabila tertunda akan menyebabkan hilang kesempatan mengamalkannya, berdasarkan firman Allah.“Artinya : Dan bertakwalah kepda Allah semampumu” [At-Taghaabun : 16]

BERBUAT BAIK KEPADA NENEKNYA SETELAH NENEKNYA MENINGGALPertanyaan.Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya : Saya mempunyau seorang nenek yang sudah meninggal, dan dia sangat berjasa terhadap diri saya, sehingga rasanya tidak mungkin saya melupakan (jasa-jasanya). Apa yang harus saya lakukan sebagai balas budi, agar saya masih bisa berbuat baik kepada nenek saya yang sudah meninggal tersebut ?JawabanDisayariatkan bagi anda untuk mendo’akan dan meminta ampun untuknya, serta bershadaqah, haji, dan umrah untuk dia. Insya Allah hal ini akan bermanfaat baginya, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima amal baik anda dan memberikan pahala kepada anda.Diantara kewajban anda kepadanya adalah anda menunaikan wasiat apabila dia berwasiat yang sesuai dengan syari’at, memuliakan teman-temannya, dan menyambung tali silaturahmi kepada kerabat-kerabatnya, seperti anak-anaknya (paman dan bibi anda) dan cucu-cucunya (sepupu anda). Hal ini berdasarkan sebuah hadits yang menceritakan bahwa ada seorang lelaki berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.“Artinya : Masih bisakah saya berbuat baik kepada kedua orang tua saya yang sudah meninggal ?” Beliau menjawab : “Ya, engkau bisa bershalawat/berdoa untuk kedua orang tuamu, memintakan ampun untuk mereka, menunaikan janji/amanah mereka, memuliakan teman-teman mereka, dan menyambung silaturahmi (kepada kerabat-kerabatnya), dimana silaturahmi tersebut hanya engkau lakukan karena kedua orang tuamu” [Hadits Riwayat Abu Dawud]Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Penolong

[Disalin dari kitab Al-Fatawa Juz Awwal & Tsani, edisi Indonesia Fatawa bin Baaz, Penulis Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz, terbitan At-Tibyan – Solo]

walaikummussalam wr wb

Saturday, November 12, 2005

setelah sekian lama

watching ramayana today, sekumpulan anak muda singapura mencoba menampilkan drama-wayang dg persiapan hanya 3minggu, cukup impresif walau dapat dikritik disana-sini tapi semangatnya patut dihargai. menarik. masih ingat jaman dulu kita masih kecil, ketika TPI masih menayangkan acara2 pendidikan (misalnya: anak2 yg belajar kelompok mencari jari2 dan diameter lingkaran, bagaimana membeli sepatu dalam bahasa inggris), sempat ada kan film ramayana/mahabharata...

i miss home. setelah sekian lama. dnd cepat sekali lupa, dan semester ini rindu memang agak sombong. tapi mungkin ini indahnya jauh dari rumah. atau mungkin hanya efek dari lagu "pupus" yang tak sengaja dnd dengar lagi sore ini, setelah sekian lama :)

Thursday, November 10, 2005

Cara Puasa 6 hari di bulan Syawal

Ini sekedar cara dan contoh jika ingin mengerjakan Puasa Syawal. Mumpung moment abis puasa belum ilang...masih pada sanggup kan? belum futur kan imannya? hehehe.


Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Apa cara yang paling baik dalam menjalankan puasa enam hari bulan Syawal ?

Cara yang paling utama adalah berpuasa pada enam hari awal bulan syawal sesudah hari Idul Fithri secara langsung, berturut-turut sebagaimana yang ditetapkan oleh para ulama, karena cara itu lebih maksimal dalam mewujudkan pengikutan seperti yang dituturkan dalam hadits, “Kemudian mengikutinya”, dan karena cara itu termasuk bersegera menuju kebajikan yang diperintahkan oleh dalil-dalil yang menganjurkannya dan memuji orang yang mengerjakannya, juga hal itu termasuk keteguhan hati yang merupakan bagian dari kesempurnaan seorang hamba Allah, sebab kesempatan tidak selayaknya dibiarkan lewat percuma ; karena seseorang tidak tahu apa yang dihadapkan kepadanya di kesempatan yang kedua atau akhir perkara.Inilah yang saya maksudkan dengan bersegera dalam beramal dan cepat-cepat mengambil kesempatan, sebaiknya seseorang menjalankannya dalam segala urusannya di kala kebenaran telah jelas nampak padanya.

PUASA ENAM HARI BULAN SYAWAL BAGI ORANG YANG PUNYA HUTANG PUASA WAJIB.

Pertanyaan.Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya : Bagaimana pendapat anda tentang puasa enam hari bulan Syawal bagi orang yang berkewajiban membayar hutang puasa wajib ?

Jawaban terhadap pertanyaan ini adalah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.“Artinya : Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian mengikutinya dengan enam hari dari bulan Syawal, seolah-olah dia berpuasa sepanjang masa”[1]Adapun jika seseorang masih menanggung hutang puasa lalu dia puasa enam hari, apakah dia boleh mengerjakannya sebelum pelunasan hutang Ramadhan ataukah harus sesudahnya ?Misalnya : Seorang laki-laki berpuasa Ramadhan sebanyak dua puluh empat hari, masih terhutang atasnya enam hari, apabila dia berpuasa enam hari di bulan Syawal sebelum mengerjakan enam hari puasa pengganti Ramadhan, maka tidak bisa dikatakan : Sesungguhnya dia berpuasa Ramadhan, dan dia mengikutinya dengan enam hari bulan Syawal ; sebab dia tidak dianggap berpuasa Ramadhan kecuali bila dia menyempurnakannya, atas dasar ini maka tidak ditetapkan pahala puasa enam hari bulan Syawal bagi orang yang mengerjakannya padahal dia masih punya tanggungan hutang puasa Ramadhan.Masalah ini bukanlah termasuk hal diperselisihkan ulama tentang bolehnya puasa nafilah (sunah) bagi orang yang masih memiliki tanggungan puasa wajib, karena perselisihan itu terjadi pada puasa selain enam hari tersebut, sedangkan tentang enam hari yang mengikuti Ramadhan tidak mungkin ditetapkan pahalanya kecuali bagi orang yang telah menyempurnakan puasa Ramadhan.

[Disalin dari kitab Majmu’ Fatawa Arkanil Islam, edisi Indonesia Majmu Fatawa Solusi Problematika Umat Islam Seputar Akidah dan Ibadah, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Penerbit Pustaka Arafah]

foote Note[1]. Diriwayatkan oleh Muslim, Kitab Shiyam, Bab Disukainya puasa enam hari bulan Syawal (1164)

The Bystander Effect

Social Psychology (part 1)

Alkisah, di suatu kota di New York City (kalau gak salah) pada suatu malam beberapa dekade lalu, Kitty Genovese yang cantik baru pulang kerja shift malam. Di perjalanan pulang pada suatu pemukiman, beliau dicegat oleh seorang tak dikenal. Lelaki jahat. Yang kemudian memperk....nya lalu berusaha membunuhnya. Kitty berteriak-teriak minta pertolongan. Satu-persatu lampu rumah menyala. Kitty terus minta tolong. Sang lelaki jahat terus menyiksa Kitty, dan lampu-lampu pun makin banyak yang nyala. Namun akhirnya, Kitty wafat di tangan lelaki jahat. Dan malam itu, ada 38 mata yg menyaksikan kejadian tersebut. Tidak ada satu pun yang bergerak. Tidak ada saat itu pun yang memanggil polisi. Menakjubkan.

Kejadian ini menjadi fenomena yang membuat orang-orang terheran2. Banyak psikolog yang mencoba menelusuri mengapa hal ini sampai terjadi. Peristiwa ini pun menghasilkan suatu teori yang dinamakan bystander effect. Sederhana saja. Semakin banyak orang yang menyaksikan suatu kejadian, kita akan saling menggantungkan dan bingung siapa yang harus mengambil sikap.

Pesan yang bisa diambil dari cerita ini:

1. Apabila kita menjadi saksi dari suatu kejadian, perhitungkan resiko, cari langkah yang paling tepat, lalu bertindak. Sebisa mungkin tidak perlu mikir siapa yang harus bergerak, karena kemungkinan besar orang-orang lain pun berpikir demikian. Luruskan niat, lalu melangkah saja.

2. Apabila kita dalam posisi yg butuh pertolongan, misalnya kaki kita terkena peluru nyasar di orchard road (??), perjelas bahwa kita butuh bantuan (contoh: misalnya kita langsung terkapar begitu saja, nanti orang2 kira kita ngantuk -kalau nggak ngeliat ada banyak darah- dan ingin tidur sejenak?? atau sedang mabuk??), dan alokasikan tugas ke orang yg dapat kita kenali ciri2nya (contoh: hei kamu yang pakai kacamata hitam rok merah renda renda polkadot, tolong telpon ambulans!! -dalam bahasa inggris tentunya) agar orang2 tidak saling mengandalkan.

Sekian sekilas hikmah dari social psychology. Maaf begitu dangkal, ada lebih banyak lagi yang dapat kita perbincangkan, tapi dnd lupa?

Semoga bermanfaat.

Wednesday, November 09, 2005

Mukadimah

Assalammualaikum Wr Wb...
sekedar perkenalan diri saja..nama marta. Dinda menginvite saya mengisi Blog ini, maaf belum pernah nge-Blog dan ga pintar mengungkapkan ide...hehe. Ini ada sedikit kajian sebagai mukadimah di saya di blog ini...tapi saya ga akan pernah ngasih pengalaman atau puisi2 seperti ainun,adinda dan saudara Ichsan (salam kenal) karena ga bisa berpuisi dan kurang suka puisi hehehehehehe........


MUTIARA NASEHAT SYAIKH IBNU BAZZ TERHADAP THOLIBUL ‘ILM
OlehSyaikh Abdul

Aziz bin BazSegala puji bagi Allah, Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada rasul-Nya, Nabi kita Muhammad, keluarganya dan sahabatnya. Adapun setelah itu :Adalah tidak diragukan lagi, bahwasanya menuntut ilmu termasuk seutama-utama amalan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah, termasuk sebab-sebab kesuksesan meraih surga dan kemuliaan bagi pelakunya. Termasuk hal yang terpenting dari perkara-perkara yang penting adalah mengikhlaskan diri dalam menuntut ilmu, menjadikan menuntutnya karena Allah bukan karena selain-Nya. Dikarenakan yang demikian ini merupakan jalan yang bermanfaat baginya dan juga merupakan sebab diperolehnya kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat.Dan sungguh telah datang sebuah hadits dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, bahwasanya beliau bersabda."Artinya : Barangsiapa yang mempelajari suatu ilmu dengan mengharap wajah Allah, tidaklah ia mempelajarinya melainkan untuk memperoleh harta dunia, dia takkan mendapatkan harumnya bau surga di hari kiamat." [Dekeluarkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang Hasan}.Dan dikeluarkan pula oleh Turmudzi dengan sanad yang di dalamnya ada kelemahan, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam beliau bersabda."Artinya : Barangsiapa menuntut ilmu dengan maksud untuk membantah ulama, atau mengumpulkan orang-orang bodoh atau memalingkan wajah-wajah manusia kepada-Nya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam neraka.".Maka kunasehatkan kepada tiap-tiap penuntut ilmu dan kepada setiap muslim –yang mengetahui perkataan ini- untuk senantiasa mengikhlaskan segala macam amalan karena Allah, sebagai pengejawantahan firman Allah :"Artinya : Barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia beramal sholih dan tidak mensekutukan Allah di dalam peribadatan sedikitpun.". [Al-Kahfi : 110].Dan di dalam shohih Muslim dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda :"Artinya : Allah Azza wa Jalla Berfirman, Aku tidak butuh kepada sekutu-sekutu dari kesyirikan, barangsiapa yang beramal suatu amalan yang mensekutukan-Ku dengan selain-Ku, kutinggalkan ia dengan sekutu-Nya."Aku wasiatkan pula kepada tiap tholibul ‘ilm dan tiap muslim untuk takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan merasa segala urusannya diawasi oleh-Nya, sebagai implementasi firman Allah."Artinya :Sesungguhnya orang-orang yang takut dengan Rabb mereka yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar." [Al-Mulk : 12]Dan firmanNya."Artinya : Dan bagi orang-orang yang takut dengan Tuhannya disediakan dua surga." [Ar-Rahman : 46].Berkata sebagian salaf, "Inti dari ilmu adalah takut kepada Allah".Berkata Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, "Cukuplah takut kepada Allah itu dikatakan sebagai ilmu dan cukuplah membangkang dari-Nyadikatakan sebagai kejahilan.".Berkata sebagian salaf : "Barangsiapa yang lebih mengenal Allah nsicaya dia lebih takut kepada-Nya". Dan menunjukkan kebenaran makna ini sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam :"Artinya : Adapun aku, demi Allah, adalah orang yang lebih takut kepada Allah daripada kalian dan aku lebih bertakwa kepada-Nya daripada kalian". [Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim].Oleh karena itulah, kekuatan ilmu seorang hamba terhadap Allah adalah merupakan sebab kesempurnaan takwa dan keikhlasannya, wuqufnya (berhentinya) dia dari batasan-batasan Allah dan kehati-hatiannya dari kemaksiatan.Allah Ta’ala berfirman,"Artinya : Sesungguhnya orang yang paling takut kepada Allah dari hamba-hamba-Nya adalah ulama". [Fathir : 28].Maka ulama yang mengetahui Allah dan agamanya, mereka adalah manusia yang paling takut kepada Allah dan paling bertakwa kepada-Nya, serta mereka adalah orang yang paling mampu menegakkan agama-Nya. Di atas mereka ada pemimpin-pemimpin mereka dari kalangan Rasul dan Nabi ‘alaihimush sholaatu was salaam- kemudian para pengikut mereka dengan lebih baik.Nabi mengabarkan termasuk tanda-tanda kebahagiaan adalah fahamnya seorang hamba akan agama Allah. Bersabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, "Artinya : Barangsiapa dikehendaki Allah atasnya kebaikan niscaya ia akan difahamkan akan agamanya" [Dikeluarkan di dalam shahihain dari hadits Mu’awiyah Rahiallahu ‘anhu]Tidaklah hal yang demikian ini melainkan dikarenakan faham terhadap agama akan mendorong seorang hamba untuk menegakkan perintah Allah, untuk takut kepada-Nya dan memenuhi kewajiban-kewajiban-Nya, menghindari apa-apa yang membuat-Nya murka. Faham terhadap agama akan membawanya kepada akhlak yang mulia, amal yang baik, dan sebagai nasehat kepada Allah dan hamba-hamba-Nya.Aku memohon kepada Allah Azza wa jalla untuk menganugerahkan kita, seluruh penuntut ilmu dan kaum muslimin seluruhnya, dengan pemahaman didalam agama-Nya dan istiqomah di atasnya. Semoga Allah melindungi kita dari seluruh keburukan jiwa-jiwa kita dan kejelekan amal-amal kita, sesunggunya Allahlah pelindung dari hal ini dan Ia maha memiliki kemampuan atasnya.Semoga Shalawat dan Salam tercurahkan kepada hamba dan utusan-Nya, Nabi kita Muhammad, keluarganya dan sahabatnya.

[Diterjemahkan dari Mansyurat Markaz Imam Albany lid Dirasat al-Manhajiyah wal Abhatsil Ilmiyyah (Surat edaran Markaz Imam Albany tentang pelajaran manhaj dan riset ilmiyah) yang berjudul min durori kalimaati samahatis syaikh al-Allamah Abdul Aziz bin Abdullah bin Bazz –rahimahullah- Nashihatu Lithullabatil ‘ilm oleh Abu Salma bin Burhan]

tanpa tanda tanya

begitu banyak yang berlalu, dan semoga selesai bukan berarti akhir.

begitu banyak yang telah lewat, sayang sekali saya telah "kalah" dengan tidak menuliskannya di sini.

karena untuk apa saya memungut cerita, bila tidak untuk kita bagi bersama...